Uji Aktivitas Ekstrak Ganoderma lucidum sebagai Imunostimulan pada Tikus Putih (Rattus novergicus) pasca infeksi virus dengue 3 (DEN-3)
Abstract
Kejadian Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih menjadi masalah di negara-negara beriklim tropis dan sub tropis seperti Indonesia (Kemenkes RI, 2022). Tatalaksana pengobatan yang bisa dilakukan berupa terapi supportif untuk meningkatkan system imun. Ganoderma lucidum dapat dipakai sebagai imunostimulan karena kandungan polisakaridanya (Khatian dan Aslam, 2018). Penelitian ini menguji aktivitas ekstrak G. lucidum sebagai imunostimulan pada tikus putih pasca infeksi virus Dengue dengan pemeriksaan IgG anti Dengue. Penelitian dilakukan dengan menginfeksikan virus Dengue 3. Jumlah tikus berjumlah 20 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 3 kelompok dengan dosis 0,8 g; 1,6 g; 3,2 g/0,2 KgBB, dan 2 kelompok kontrol. Metode sampling darah dilakukan selama 10 hari pasca infeksi dengan pengambilan darah yang pertama (I) pada hari ke-4 pasca infeksi, pengambilan darah kedua (II) hari ke-10 pasca infeksi. Pemeriksaan IgG anti-dengue dilakukan dengan metode ELISA. Pengujian statistik dengan one way anova membuktikan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata titer IgG anti Dengue pada setiap perlakuan dengan p value = 0.001 ( < 0,05), dengan kata lain terdapat perbedaan titer IgG antara kelompok kontrol positive, kontrol negative dan kelompok perlakuan. Perbedaan signifikan juga terlihat antara titer IgG anti Dengue pasca infeksi hari ke-4 dengan hari ke-10 dengan p value = 0.000 ( < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa ekstrak G. lucidum efektif sebagai imunostimulan pada infeksi virus Dengue 3 dan dosis ekstrak G. lucidum yang paling efektif adalah 0.8 g/KgBB.
The incidence of Dengue Hemorrhagic Fever is still a problem in countries with tropical and sub-tropical climates such as Indonesia (Kemenkes RI, 2022). The treatment that can be carried out is in the form of supportive therapy to improve the immune system. Ganoderma lucidum can be used as an immunostimulant because of its polysaccharide content (Khatian and Aslam, 2018). This study tested the activity of G. lucidum extract as an immunostimulant in white mice after Dengue virus infection by examining anti-Dengue IgG. The research was carried out by infecting the Dengue 3 virus. There were 20 mice divided into 5 groups, namely 3 groups with a dose of 0.8 g; 1.6g; 3.2 g/0.2 KgBW, and 2 control groups. The blood sampling method is carried out 10 days after infection with the first blood collection (I) on the 4th day post-infection, the second blood collection (II) on the 10th day post-infection. Anti-dengue IgG examination was carried out using the ELISA method. Statistical testing using one way anova proved that there was a significant difference in the average anti-dengue IgG titer for each treatment with p value = 0.001 (<0.05), in other words there was a difference in IgG titer between the positive control group, negative control group and the treatment group. A significant difference was also seen between anti-Dengue IgG titers after infection on day 4 and day 10 with p value = 0.000 (<0.05). This proves that G. lucidum extract is effective as an immunostimulant in Dengue 3 virus infection and the most effective dose of G. lucidum extract is 0.8 g/KgBW.
Copyright (c) 2024 Jurnal Kesehatan Kusuma Husada
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
The copyright of the published articles belongs to Jurnal Kesehatan Kusuma Husada.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.