BEHAVIOR BASED SAFETY SEKTOR INFORMAL BECAK MOTOR DI YOGYAKARTA

  • J Julaikah STIKes Surya Global
  • Sri Yuni Tursilowati STIKES Surya Global Yogyakarta
Keywords: Behavior Based Safety, Safety Driving, Becak Motor, Motorized Pedicab

Abstract

Peningkatan jumlah pengguna becak motor dan peningkatan eksistensi dimata penumpang Yogyakarta tidak lantas menjadikan dinas perhubungan DIY merekomendasikan becak motor sebagai salah satu angkutan yang berkeselamatan, hal ini dikarenakan beberapa kasus kecelakaan yang menimpa becak motor akibat konstruksi angkutan yang kurang baik dan perilaku pengemudi yang dinilai kurang selamat. Pada tahun 2016 sebuah media nasional mengabarkan bahwa selama kurun waktu 2015 di makasar telah terjadi 13 kasus kecelakaan becak motor yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mix method) yang menggunakan desain deskriptif. Metode pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara personal. Sedangkan data kualitatif didapatkan dengan wawancara terstruktur kepada reponden dan observasi untuk checklist kegiatan. Populasi dalam penelitian seluruh anggota Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PMBY) dengan sampel 94 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah komponen Behavior Based Safety (BBS) dan perilaku keselamatan pengemudi becak motor. Analisa data kuantitatif menggunakan Software smart PLS 3.0.  hasil uji kuantitatif menunjukkan variabel yang saling berpengaruh yaitu pengetahuan dengan intensi yang memiliki P-value 0,042. Intensi dengan perilaku P-value 0,016. Persepsi dengan perilaku 0,019. Sedangkan variabel yang tidak saling berpengaruh adalah, persepsi dengan intensi 6,057. Pengetahuan dengan persepsi 1.035 dan pengetahuan dengan perilaku 0,374. Sedangkan data pendukung kualitatif menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keselamatan pengendara becak motor serta minimnya perlengkapan keselamatan yang dimiliki oleh pekerja sehingga perilaku selamat belum dapat diwujudkan. Pengendara bentor yang memiliki pengetahuan yang bagus dan niat yang bagus namun tidak didukung dengan sarana prasarana dan kebijakan keselamatan yang memadai maka tidak akan berperilaku keselamatan yang baik dalam berkendara.

 

There is an increasing number of the motorized pedicab and increasing existence among passengers in Yogyakarta do not necessarily make the Yogyakarta Special Territory (DIY) Transportation Agency recommends the motorized pedicab as one of the safe transports. This is the result of several cases of accidents that happen to the motorized pedicab due to the poor construction and the unsafe behavior among motorized pedicab drivers. The national media in 2006 reported that there were 13 motorized pedicab accidents in 2015 that resulted in 3 deaths. This was a mix method research that applied a descriptive design. Quantitative data collection methods were conducted using a personal questionnaire. Meanwhile, qualitative data was obtained by performing structured interviews with respondents and observations for the activity checklist. The population was all members of the Yogyakarta Motorized Pedicab Association (PMBY) with population 270 and the sample 94 people. The variables included the BBS components and the safety behavior of motorized pedicab drivers. Quantitative data analysis used SmartPLS 3.0 Software. Knowledge with perception showed a P value of 1.035 and knowledge with behavior showed a P value of 0.374. Quantitative test results showed interrelated variables, namely knowledge with the intention that had a P-value of 0.042. Intention variable with the behavior showed a P value of 0.016. Perception with behavior showed a P value of 0.019. Meanwhile, uncorrelated variable was perception with the intention of a P value of 6.057. Knowledge with perceptions showed a P value of a 1.035 and knowledge with behavior showed a P value of 0.374. Meanwhile, qualitative supporting data revealed that there was no correlation between knowledge and safety behavior among motorized pedicab drivers as well as the lack of safety equipment workers had so that safety behaviour cannot be practiced yet. Motorized pedicab drivers with good knowledge and good intentions but are not supported with adequate infrastructure and facilities as well as safety policies will not practice safe driving.

Author Biography

Sri Yuni Tursilowati, STIKES Surya Global Yogyakarta

Peningkatan jumlah pengguna becak motor dan peningkatan eksistensi dimata penumpang Yogyakarta tidak lantas menjadikan dinas perhubungan DIY merekomendasikan becak motor sebagai salah satu angkutan yang berkeselamatan, hal ini dikarenakan beberapa kasus kecelakaan yang menimpa becak motor akibat konstruksi angkutan yang kurang baik dan perilaku pengemudi yang dinilai kurang selamat. Pada tahun 2016 sebuah media nasional mengabarkan bahwa selama kurun waktu 2015 di makasar telah terjadi 13 kasus kecelakaan becak motor yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mix method) yang menggunakan desain deskriptif. Metode pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara personal. Sedangkan data kualitatif didapatkan dengan wawancara terstruktur kepada reponden dan observasi untuk checklist kegiatan. Populasi dalam penelitian seluruh anggota Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PMBY) dengan sampel 94 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah komponen Behavior Based Safety (BBS) dan perilaku keselamatan pengemudi becak motor. Analisa data kuantitatif menggunakan Software smart PLS 3.0.  hasil uji kuantitatif menunjukkan variabel yang saling berpengaruh yaitu pengetahuan dengan intensi yang memiliki P-value 0,042. Intensi dengan perilaku P-value 0,016. Persepsi dengan perilaku 0,019. Sedangkan variabel yang tidak saling berpengaruh adalah, persepsi dengan intensi 6,057. Pengetahuan dengan persepsi 1.035 dan pengetahuan dengan perilaku 0,374. Sedangkan data pendukung kualitatif menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keselamatan pengendara becak motor serta minimnya perlengkapan keselamatan yang dimiliki oleh pekerja sehingga perilaku selamat belum dapat diwujudkan. Pengendara bentor yang memiliki pengetahuan yang bagus dan niat yang bagus namun tidak didukung dengan sarana prasarana dan kebijakan keselamatan yang memadai maka tidak akan berperilaku keselamatan yang baik dalam berkendara.

 

There is an increasing number of the motorized pedicab and increasing existence among passengers in Yogyakarta do not necessarily make the Yogyakarta Special Territory (DIY) Transportation Agency recommends the motorized pedicab as one of the safe transports. This is the result of several cases of accidents that happen to the motorized pedicab due to the poor construction and the unsafe behavior among motorized pedicab drivers. The national media in 2006 reported that there were 13 motorized pedicab accidents in 2015 that resulted in 3 deaths. This was a mix method research that applied a descriptive design. Quantitative data collection methods were conducted using a personal questionnaire. Meanwhile, qualitative data was obtained by performing structured interviews with respondents and observations for the activity checklist. The population was all members of the Yogyakarta Motorized Pedicab Association (PMBY) with population 270 and the sample 94 people. The variables included the BBS components and the safety behavior of motorized pedicab drivers. Quantitative data


analysis used SmartPLS 3.0 Software. Knowledge with perception showed a P value of 1.035 and knowledge with behavior showed a P value of 0.374. Quantitative test results showed interrelated variables, namely knowledge with the intention that had a P-value of 0.042. Intention variable with the behavior showed a P value of 0.016. Perception with behavior showed a P value of 0.019. Meanwhile, uncorrelated variable was perception with the intention of a P value of 6.057. Knowledge with perceptions showed a P value of a 1.035 and knowledge with behavior showed a P value of 0.374. Meanwhile, qualitative supporting data revealed that there was no correlation between knowledge and safety behavior among motorized pedicab drivers as well as the lack of safety equipment workers had so that safety behaviour cannot be practiced yet. Motorized pedicab drivers with good knowledge and good intentions but are not supported with adequate infrastructure and facilities as well as safety policies will not practice safe driving.

Published
2020-07-07
Section
Articles